Oleh: Ustadz Fuad Al Hazimi

Diriwayatkan bahwa Imam Asy Syafi’i berkata :

لِكُلِّ داءٍ دَواءٌ يُسْتَطَبُّ بِه — إلا الحماقَةُ أعيَتْ مَن يُداويها


“Setiap penyakit pasti ada obat yang akan menyembuhkannya, kecuali sifat bebal dan keras kepala, ia hanya akan membuat orang yang ingin menyembuhkannya putus asa dan kelelahan”
Ibrahim An Nadzdzam ditanya :

ما حدُّ الحُمق ؟

“Apakah batas sifat bebal itu ?”
Beliau menjawab :

سألتني عمَّا ليس له حدّ


“Engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu yang tidak memiliki batas”
Ibnu Abi Ziyad berkata : “Ayahku memnasehati aku :

يا بُني الزم أهلَ العقلِ وجالِسهُم واجتنب الحمقى فإنّي ما جالستُ أحمقاً فقمتُ إلا وجدت النقصَ في عقلي


“Wahai anakku beriltizamlah engkau kepada para ahlul Ilmi, duduklah bersama-sama dengan mereka, dan jauhilah orang-orang bebal dan keras kepala karena sesungguhnya tidaklah aku duduk-duduk bersama mereka lalu aku bangun meninggalkan mereka kecuali setiap kali itu pula berkurang akalku”
Imam Syu’bah berkata :

عقولُنا قليلةٌ فإذا جلسنا مَع مَن هُوَ أقلُّ عقلاً مِنّا ذهب ذلك القليل


“Akal (ilmu) kita ini sangat sedikit, dan setiap kali kita duduk-duduk bersama orang yang lebih sedikit akalnya disbanding kita, maka ilmu yang sedikit itu pun akan hilang dari kita”
Imam Abi Hatim bin Hayyan berkata :

 “Di antara tanda sifat bebal dan keras kepala adalah tergesa-gesa menjawab tanpa melalui tatsabbut”
Imam Ibnu Ishaq berkata :

إذا بلغك أن غنيًا افتقر فصدِّق وإذا بلغك أن فقيرًا استغنى فصدق ، وإذا بلغك أن حيًّا مات فصدق ، وإذا بلغك أن أحمق استفاد عقلاً فلا تُصدِّق


“Jika engkau mendengar kabar bahwa ada seorang kaya yang jatuh miskin, percayalah dengan berita itu. Jika ada berita seorang miskin mendadak menjadi kaya, percayalah. Kalau ada kabar bahwa seorang yang dulunya hidup tiba-tiba mati, percayalah. Tetapi kalau ada yang mengatakan bahwa ada orang bebal yang menggunakan otaknya, JANGAN PERCAYA …!!!”

Allah Azza Wa Jalla Berfirman :

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا


“Dan hamba-hamba Alla yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan”. (QS Al Furqan 63)

وَإِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ


“…Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata :

“BAGI KAMI AMAL-AMAL KAMI DAN BAGIMU AMAL-AMALMU, SEMOGA KESELAMATAN ATAS DIRIMU, KAMI TIDAK INGIN BERGAUL DENGAN ORANG-ORANG JAHIL”.

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”.
(QS Al Qashash 55 – 56)

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا


“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak pernah tenang, nafsu yang tidak pernah merasa puas dan dari do’a yang tidak pernah dikabulkan”
(HR Bukhari dan Muslim )

(saifalbattar/arrahmah.com)