Selasa, 26 Maret 2013

16 Perbuatan yang Tidak Membatalkan Shalat

Kalau kita ini sering membaca perbuatan dan hal-hal yang bisa membatalkan shalat, bukan berarti kita tidak diijinkan melakukan perbuatan yang bisa membatalkan shalat. Misal saja dalam keadaan darurat dan saat perang.
Memang anyak hal yang dianggap membatalkan shalat atau dianggap tidak boleh dilakukan dalam shalat padahal ternyata hal-hal tersebut boleh dilakukan.



Hal-hal yang diperbolehkan oleh syari’at ISLAM untuk dilakukan ketika shalat dan perbuatan yang tidak membatalkan shalat


1. Mencegah orang yang hendak lewat di depannya ketika shalat.

Ketika sedang shalat, diperbolehkan menjulurkan tangan untuk menghalangi orang yang hendak melintas di depan kita.
Sesuai dengan hadits Rasulullah SAW dari Abu Sa’id al-Khudri:

إذا صلى أحدكم إلى شيء يستره من الناس, فأراد أحد أن يجتاز بين يديه فليدفعه, فإن أبى فليقاتله فإنما هو شيطان

"Jika seseorang diantara kalian shalat menghadap sesuatu yang membatasinya dengan manusia, kemudian seseorang hendak lewat di antara kedua tangannya (di hadapannya) maka cegahlah orang itu. Jika dia menolak (masih tetap ingin lewat), maka perangilah dia karena sesungguhnya dia adalah setan."

2. Membunuh ular, kalajengking, dan hewan lain yang membahayakan ketika shalat.

عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم ((أمر بقتل الأسودين في الصلاة: العقرب والحية

Dari Abu Hurairah, "Bahwasanya Rasulullah SAW memerintahkan untuk membunuh dua hewan yang berwarna hitam ketika shalat: yaitu kalajengking dan ular."

3. Menggendong anak kecil ketika shalat.

فعن أبي قتادة ((أن رسول الله صلى الله عليه و سلم كان يصلي و هو حامل أمامة بنت زينب بنت رسول الله صلى الله عليه و سلم فإذا سجد وضعها و إذا قام حملها

Dari Abu Qatadah, "Bahwasanya Rasulullah SAW pernah shalat dan dia menggendong Umamah binti Zainab binti Rasulullah SAW. Ketika sujud beliau meletakkannya dan ketika berdiri beliau menggendongnya lagi."

4. Sedikit berjalan karena ada kebutuhan.

فعن عائشت قالت: كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يصلي في البيت, و الباب عليه مغلق, فجعت فاستفتحت فمشى ففتح لي, ثم رجع إلى مصلاه, ووصفت أن الباب في القبلة

Dari ‘Aisyah, dia berkata, "Rasulullah SAW pernah shalat di rumah, dan pintu dalam keadaan terkunci. Kemudian aku datang dan meminta dibukakan pintu, lalu Rasulullah berjalan dan membukakan pintu untukku. Kemudian beliau kembali ke tempat shalatnya, dan aku mengetahui bahwasanya pintu berada di arah kiblat."

5. Memindahkan kaki orang yang tidur karena ada kebutuhan.

عن عائشة قالت: ((كنت أمد رجلي في قبلة النبي صلى الله عليه و سلم و هو يصلي, فإذا سجد غمزني, فإذا قام مددتها

Dari ‘Aisyah, dia berkata: "Aku pernah meluruskan kakiku di arah kiblat nabishallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sedang shalat. Jika beliau sujud, beliau memindahkan kakiku, dan jika beliau berdiri aku meluruskan kakiku lagi."

6. Mengerjakan shalat dengan memakai sandal.

Dari Sa’id bin Yazid, Dia berkata: "Aku pernah bertanya kepada Anas bin Malik, “Apakah Rasulullah SAW pernah mengerjakan shalat dengan mengenakan sepasang sandal?" Dia menjawab,'Ya'."
An-Nawawi menjelaskan, pada hadits ini terdapat keterangan mengenai dibolehkannya shalat dengan memakai sandal dan khuf selama diyakini kebersihannya dari najis.

7. Melepas sandal atau semacamnya ketika shalat karena ada kebutuhan.

عن أبي سعيد الخدري قال: ((بينما رسول الله صلى الله عليه و سلم يصلي بأصحابه إذا خلع نعليه فوضعهما عن يساره فلما رأى ذلك القوم ألقوانعالهم….

Dari Abu Sa’id al-Khudri, dia berkata: "Suatu ketika Rasulullah SAW shalat bersama para sahabatnya, tiba-tiba beliau melepas kedua sandalnya kemudian meletakkan keduanya di sebelah kiri beliau. Ketika para sahabat melihatnya, mereka pun langsung melepaskan sandal-sandal mereka …."





8. Meludah pada baju atau sapu tangan/tissue.

عن جابر عن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال: ((إنأحدكم إذا قام يصلي فإن الله تبارك و تعال قبل وجهه, فلا يبصقن قبل وجهه ولا عن يمينه, وليبصق عن يساره تحت رجله اليسرى فإن عجلت به بادرت فليقل بثوبه هكدا)) ثم طوى ثوبه بعده على بعض

Dari Jabir dari Rasulullah SAW, Beliau berkata: "Sesungguhnya jika seseorang di antara kalian berdiri untuk mengerjakan shalat, maka sesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala berada di hadapannya. Maka janganlah meludah ke arah depan dan jangan pula ke arah kanan, akan tetapi meludahlah ke arah kiri di bawah kaki kirinya. Jika tergesa-gesa dengannya (tidak bisa menahan ludahnya) maka meludahlah di bajunya seperti ini."


9. Memperbaiki baju dan menggaruk badan ketika shalat.

فعن جرير الضبي قال: ((كان علي إذا قام في الصلاة وضع يمين علي رسغ يساره, ولا يزال كذلك حتى يركع إلا أن يصلح ثوبه أو يحك جسده

Dari Jarir adh-Dhabbi, dia berkata: "Ali jika berdiri di dalam shalat, dia meletakkan tangan kanannya di pergelangan tangan kirinya, dan senantiasa seperti itu hingga ia ruku’ kecuali jika ia memperbaiki bajunya atau menggaruk badannya."

10. Bertasbih bagi laki-laki dan bertepuk tangan bagi perempuan jika terjadi kelupaan di dalam shalat.

لقوله النبي صلى الله عليه و سلم: ((… من نابه شيء في صلاته فليسبح, فإنه إذا سبح التفت إليه, وإنها التصفيح للنساء

Sesuai dengan hadits Rasulullah SAW: "… jika terjadi sesuatu di dalam shalatnya maka bertasbihlah, maka jika ia bertasbih menolehlah (imam) kepadanya (memperhatikannya), dan sesungguhnya bertepuk tangan adalah bagi perempuan."

11. Melihat ke sebelah kanan atau ke sebelah kiri karena kebutuhan.

عن جابر قال: ((اشتكى رسول الله صلى الله عليه و سلم فصلينا وراءه و هو قاعد, و أبو بكر يسمع الناس تكبيره, فالتفت إلينا فرانا قياما فأشار إلينا فقعدنا فصلينا بصلاته قعودا

Dari Jabir, dia berkata: "Rasulullah SAW pernah mengeluh. Kami shalat di belakang beliau dan beliau dalam keadaan duduk, dan Abu Bakar memperdengarkan kepada manusia bacaan takbirnya, maka beliau menoleh kepada kami dan melihat kami shalat dalam keadaan berdiri, dan beliau berisyarat kepada kami, maka kami pun duduk, dan sholat sesuai dengan sholat beliau, yaitu dalam keadaan duduk."

12. Membalas salam dengan isyarat kepada orang yang memberi salam kepadamu.

Jika seseorang mengucapkan salam kepadamu sedangkan kamu sedang melaksanakan shalat, maka sudah jelas bahwasanya tidak boleh membalasnya dengan ucapan, akan tetapi boleh membalasnya dengan isyarat menggunakan tangan.
فعن ابن عمر قال: خرج رسول الله صلى الله عليه و سلم إلى قباء يصلي فيه, فجاءته الأنصار فسلموا عليه و هو يصلي, فقلت لبلال: كيف رأيت رسول الله صلى الله عليه و سلم يرد عليهم حين كانوا يسلمون عليه و هو يصلي؟ قال: هكذا, و بسط كفه [و جعل بطنه أسفل و جعل ظهره إلى فوق]

Dari Ibnu Umar, dia berkata: "Rasulullah SAW pernah keluar menuju masjid Quba untuk shalat di dalamnya. Kemudian sahabat anshar datang dan memberikan salam kepada beliau sedangkan beliau sedang shalat, maka aku berkata kepada Bilal: bagaimana engkau melihat rasulullah membalas salam mereka ketika mereka memberikan salam kepada beliau sedangkan beliau sedang shalat? Bilal berkata: Seperti ini, dengan membentangkan telapak tangan beliau (beliau menjadikan telapak tangannya berada di bawah dan menjadikan punggung tangannya ke arah atas)."

13. Mengangkat kepala ketika sujud untuk mengecek keadaan imam ketika imam memanjangkan sujudnya.

Jika kamu sedang shalat berjama’ah dan imam memanjangkan sujudnya atau tidak terdengar takbir atau semisal itu maka boleh bagimu, ketika kamu sedang sujud, untuk mengangkat kepalamu untuk mengecek keadaan imam.

فعن عبد الله بن شداد عن أبيه قال: ((خرج علينا رسول الله صلى الله عليه و سلم في إحدى صلاتي العشاء و هو حامل حسنا أو حسينا فتقدم رسول الله صلى الله عليه و سلم فوضعه ثم كبر للصلاة فصلى, فسجد بين ظهراني صلاته سجدة أطالها, قال أبي: فرفعت رأسي و إذا الصبى على ظهر رسول الله صلى الله عليه و سلم و هو ساجد فرجعت إلى سجودي, فلما قضى رسول الله صلى الله عليه و سلم الصلاة قال الناس: يا رسول الله إك سجدت بين ظهراني صلاتك سجدة أطلتها حتى ظننا أنه قد حدث أمر, أو أنه يوحى إليك, فقال: كل ذلك لم يكن, ولكن ابنى ارتحلنى فكرهت أن أعجله حتى يقضى

Dari Abdullah bin Syadad dari bapaknya, dia berkata: "Rasulullah SAW keluar menuju kami dalam salah satu shalat isya sedangkan beliau menggendong Hasan atau Husain. Kemudian Rasulullah SAW maju dan meletakkannya kemudian bertakbir untuk memulai shalat, kemudian beliau shalat. Beliau bersujud di tengah shalatnya dengan sujud yang panjang. Bapakku berkata: "Aku mengangkat kepalaku, ternyata ada anak kecil di atas punggung Rasulullah SAW sedangkan beliau sedang sujud, kemudian aku kembali bersujud."

Ketika Rasulullah SAW telah selesai shalat, para sahabat berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau bersujud di tengah shalatmu dengan sujud yang panjang hingga kami mengira bahwasanya telah terjadi sesuatu, atau bahwasanya hal tersebut diperintahkan kepadamu, Rasulullah menjawab: Hal tersebut tidak mungkin, akan tetapi anakku menaiki punggungku maka aku enggan untuk mempercepatnya sampai ia selesai (menaiki punggungku)."

14. Melihat mushaf dan membaca darinya ketika shalat sunnah karena kebutuhan.

Adapun yang dimaksud kebutuhan seperti menghendaki memperlama berdiri dalam shalat, sedangkan ia tidak hafal.
Maka tidak mengapa membaca dari mushaf ketika shalat.

فعن القاسم أن ((عائشة كانت تقرأ في المصحف فتصلى في رمضان)) و قال القاسم: ((كان يؤم عائشة عبد يقرأ في المصحف

Dari al-Qasim bahwasanya 'Aisyah pernah membaca dari mushaf ketika shalat di bulan Ramadhan. Dan berkata al-Qasim: "Pada hari itu ‘Aisyah beribadah (shalat) dengan membaca dari mushaf."

15. Menutup mulut ketika menguap.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri dari Rasulullah SAW, beliau bersabda:

إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ

"Bila salah seorang dari kalian menguap maka hendaklah dia menahan mulutnya dengan tangannya karena sesungguhnya setan akan masuk."

16. Membetulkan posisi seseorang yang berada di shaf dengan menariknya ke depan atau ke belakang, atau memindahkan makmum dari kiri ke kanan.

Seperti yang dilakukan Rasulullah SAW terhadap Ibnu Abbas, yaitu beliau memindahkannya dari sisi kiri ke sisi kanan beliau ketika Ibnu Abbas ikut melakukan shalat malam di sebelah beliau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome to My Blog

Daftar Isi

Blogger templates

Blog Archive

- Copyright © Perpustakaan Surga -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -